Sejarah Singkat Kimia Organik
Selamat pagi para astronaut!
Kali ini saya membawa sedikit topik yang berbeda, kalau selama ini kita membahas mengenai Teknologi dan Informasi, kali ini kita akan membahas sedikit tentang Kimia Organik. Mengapa demikian ? Hal ini dikarenakan permintaan dari para astronaut sebelah rumah, hahaha..
Baiklah, mari kita simak bersama-sama, selamat membaca!
SEJARAH SINGKAT KIMIA ORGANIK
Apakah kimia organik itu? Mengapa begitu banyak orang mempelajari kimia organik dan mengapa pula kita perlu mempelajarinya? Jawabannya sangat sederhana, karena semua organisme hidup tersusun atas senyawa-senyawa organik. Sebagai contohnya, rambut yang menghias kepala kita, kulit, otot, dan DNA yang mengontrol penurunan genetik, serta obat, semuanya merupakan senyawa organik.
Sejarah
tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. Pada waktu itu, tidak
dapat dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari organisme hidup
(hewan dan tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari bahan-bahan mineral.
Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat sulit diisolasi. Ketika dapat
dimurnikan, senyawa-senyawa yang diperoleh tersebut sangat mudah terdekomposisi
dari pada senyawa yang diperoleh dari bahan - bahan mineral. Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern
Bergman, pada tahun 1770 mengekspresikan penjelasan di atas sebagai perbedaan
antara senyawa organik dan anorganik. Selanjutnya, senyawa organik diartikan
sebagai senyawa kimia yang diperoleh dari makhluk hidup.
Banyak
ahli kimia pada masa itu hanya menjelaskan perbedaan senyawa organik dan
senyawa anorganik dalam hal bahwa senyawa organik harus mempunyai energi vital
(vital force) sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk
hidup. Salah satu akibat dari energi vital ini adalah para ahli kimia percaya bahwa
senyawa organik tidak dapat dibuat maupun dimanipulasi di laboratorium sebagaimana
yang dapat dilakukan terhadap senyawa anorganik. Teori vitalitas ini kemudian
mengalami perubahan ketika Michael Chevreul
(1816)
menemukan sabun sebagai hasil reaksi antara basa dengan lemak hewani. Lemak
hewani dapat dipisahkan dalam beberapa senyawa organik murni yang disebut
dengan asam lemak. Untuk pertama kalinya satu senyawa organik (lemak) diubah
menjadi senyawa lain (asam lemak dan gliserin) tanpa intervensi dari energi vital.
Beberapa
tahun kemudian, teori vitalitas semakin melemah ketika Friedrich Wohler (1828)
mampu mengubah garam anorganik, ammonium sianat, menjadi senyawa organik yaitu
urea yang sebelumnya telah ditemukan dalam urin manusia.
Atom
terpenting yang dipelajari dalam kimia organik adalah atom karbon. Meskipun
demikian, atom lainnya juga dipelajari seperti hidrogen, nitrogen, oksigen,
fosfor, sulfur, dan atom lainnya. Akan tetapi mengapa atom karbon sangat
spesial? Atom karbon merupakan termasuk dalam golongan 4A, karbon memiliki
empat elektron valensi yang dapat digunakan untuk membentuk empat ikatan
kovalen. Di dalam tabel periodik, atom karbon menduduki posisi tengah dalam kolom
periodenya. Atom di sebelah kiri karbon memiliki kecenderungan memberikan
elektron sedangkan di sebelah kanannya memiliki kecenderungan menarik elektron.
Atom karbon dapat berikatan satu dengan lainnya membentuk rantai
panjang atau cincin. Karbon, sebagai elemen tunggal mampu membentuk bermacam senyawa,
dari yang sederhana seperti metana, hingga senyawa yang sangat komplek misalnya
DNA yang terdiri dari sepuluh hingga jutaan atom karbon.
Jadi, senyawa karbon
tidak hanya diperoleh dari organisme hidup saja. Kimiawan modern saat ini sudah
mampu menyintesis senyawa karbon di dalam laboratorium. Contohnya: obat,
pewarna, polimer, pengawet makanan, pestisida, dan lain-lain. Saat ini, kimia organik
didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung
atom karbon.
Tidak ada komentar: